Beberapa hari yang lalu saya mengikuti rangkaian training untuk volunteer yang selenggarakan oleh salah satu organisasi dibawah pemerintah, INASGOC, untuk sebuah perhelatan Akbar tingkat Asia, apalagi kalau bukan Asian Games ke -18 yang akan mulai pada 18 Agustus 2018.
selain bertujuan untuk 'memusatkan' pengetahuan dan rangkaian persiapan bagi para Volunteer, menurut saya training kemarin itu sangat bermanfaat buat saya pribadi sebagai individu yang haus akan ilmu.
terdapat beberapa poin penting yang saya catat mengenai hasil training kemarin. selain tentang teknis, saya dan kawan-kawan volunteer dibekali soal attitude, ettiquette, communication skill, interpersonality, dan tentu wawasan tentang pariwisata dan budaya.
berikut ini akan saya sebutkan pesan yang sangat sampai dan merasuk ke dalam pikiran dan hati saya dari hasil training yang menurut saya, sangat sangat sangaatt bermanfaat.
pertama, sebagai makhluk sosial hakikatnya manusia adalah ingin dihargai. mau sekuat apapun orang diluar sana yang bilang bahwa, "gue bukannya mau dihargai apa gimana ya, tapi setidaknya.... bla bla bla", pasti kaliann pernah denger dong. nah pada kenyataannya, Kita semua, manusia, adalah makhluk sosial yang ingin dihargai. maka dengan demikian, jika Kita ingin dihargai oleh orang lain, maka Kita jugaa harus menghargai orang lain. salah satu caranya gampang, cukup berikan perhatian penuh kepada lawan bicara saat sedang melakukan komunikasi. tujuannya, supaya Kita tidak menerima informasi yang salah/kurang tepat (miss communication) yang dapat menimbulkan kegagalan dalam komunikasi. maksudnya disini perhatian penuh adalah dengan menatap mata lawan bicara, dan pusatkan pikiran kita untuk siap merespon lawan bicara (fokus).
kedua, kenali diri Kita sendiri. kenali sudah sejauh apa Kita mengenal diri Kita, dengan salah satu metodenya adalah intropeksi diri. Hal ini berkaitan dengan perilaku dan sikap manusia yang dinamis. setiap harinya sifat manusia bisa berubah sewaktu-sewaktu, berdasarkan lingkungan yang membentuknya. tapi juga tidak dalam sekejap perubahan itu dibentuk. tentu ada Proses sebab-akibat yang membuat sifat atau perilaku seseorang dapat berubah. jika kamu menemukan salah seorang teman atau saudara yang dalam hitungan bulan Kamu mendapatinya memiliki perubahan sifat/perilaku, jangan kamu memberikan respon 'aneh' apalagi menggunjingnya. kamu Kan tidak setiap detik berada didekatnya. kamu juga tidak selalu tau bagaimana dia hidup bersosialisasi dan menjalin hubungan dengan manusia lainnya seperti apa. maka jangan heran jika Kamu melihat terdapat perubahan pada dirinya. kalo respon Kita bingung? boleh.. saran saya, coba ditanyakan kepada yang bersangkutan apa yang menyebabkan dia berubah seperti demikian? manfaatkan kemampuan komunikasi yang baik yang kamu miliki untuk mengulik informasi dari temanmu itu. (ini Jadi mengingatkan saya dengan teori Konstrutivis deh, hehe)
ketiga, lakukan intropeksi diri setelah mengalami keberhasilan (bahagia) dan kegagalan (sedih). intropeksi saat berhasil dilakukan guna mempertahankan dan meningkatkan kemampuan supaya Kita bisa meraih kesuksesan yang lebih di Masa depan. begitupun dengan intropeksi diri saat gagal, guna menyadarkan Kita bahwa apa yang sudah Kita lakukan masih terdapat kekurangan. menurut saya, kekurangan di sini bisa berarti dua hal, yaitu baik secara teknis (ikhtiar) maupun secara spiritual (tawaqal). ketika saya ditanya, berapa Kali Kamu melakukan intropeksi diri dalam sehari? jawaban saya, tidak selalu setiap hari, tentu seringnya adalah ketika saya mengalami kegagalan. kemudian sang ibu psikolog, berpesan bahwa sebaiknya (jika Kita umat Muslim) melakukan intropeksi sehari sebanyak 5 Kali (setelah sholat), sebagai pengingat bahwa Kita ini adalah makhluk yang lemah dan penyadar bahwa Tuhan Allah SWT selalu ada buat hambaNya.
keempat, perbanyak pergaulan sebagai salah satu media 'penyemangat' dalam hidup bersosial. kenapa? alasannya sudah terjawab di poin pertama dan kedua. selain itu juga, teman, sahabat, saudara dan keluarga merupakan obat alami dalam penghilang stress. terutama bagi orang-orang seperti saya yang extrovert. kalau kamu bukan orang yang extrovert, Kamu bisa melakukan meditasi/yoga/bahkan tidur untuk menambah energi, tanpa harus memutus komunikasi dengan manusia lainnya. maksudnya, ketika Kamu berada di puncak stress, kamu bisa melakukan cara-cara yang saya sebutkan. tapi setelah itu, Kamu dianjurkan untuk dapat menceritakan keluh-kesahmu kepada orang yang kamu percaya sebagai pendengar. ingat ya, pendengar, bukan sosial media😜
kelima, being positive and open minded are tools to keep your energy stay full. kenapa begitu? karena Kamu akan menguras energi baikmu hanya karena terlalu banyak memikirkan hal-hal negative.
keenam, perluas pikiranmu untuk dapat menerima wawasan baru. karena sesungguhnya, ilmu itu luuuaaasss bangeettt. kamu akan merasa bahwa keberhasilan yang sudah kamu raih saat ini adalah berkat kepandaianmu. tapi ternyata jika ditarik mundur ke belakang, keberhasilan yang sudah kamu raih saat ini adalah berkat usahamu untuk fokus pada 'satu' tujuan tertentu saja. sedangkan masih banyak hal lain yang belum kamu ketahui sebelumnya. misal, pada sebuah kompetisi lari maraton kamu berhasil mendapat juara 1. itu adalah berkat Kamu fokus pada satu tujuan, yaitu menang lari maraton. kamu pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga daya tahan fisikmu agar menang di kompetisi tersebut. kemudian, karena Kamu menang, Kamu diundang oleh presiden untuk menghadiri acara makan malam disebuah hotel berbintang 5, yang disana juga terdapat para executive lainnya seperti duta besar Negara asing, para menteri, para pengusaha, para pemegang saham, artis, seniman, dan orang-orang hebat yang kamu tidak tau backgroundnya. Di dalam acara tersebut tentu ada roles and rules yang harus Kamu patuhi, diantaranya penggunaan dresscode, dan model dinner yang formal dengan round table. menu makanan semua tersedia, hingga beragam jenis sendok, garpu, dan pisau tertata rapi dan banyak dihadapan Kamu. nah , disini Kamu diperlukan keahlian dalam hal tabble manner tentunya. inilah yang saya maksud supaya kita ada keinginan untuk dapat menerima wawasan baru dan lain diluar bidang yang kamu geluti. Kan malu, kalo diundang ke acara tersebut tapi kamu gak ngerti gimana cara tabble manner yang baik. syukur-syukur orang yang kamu lirik memiliki ilmu table manner yang benar bisa kamu contoh, coba kalo ngga, Kan Kamu juga yang malu karena mengikuti cara yang salah.
ketujuh, nah ini penting, tingkatkan kemampuan emosional (EQ) kamu agar hidupmu lebih tenang dan stabil. Dr. Rini sebagai psikolog menyebutkan bahwa, "jika seseorang memiliki EQ yang tinggi, akan mudah untuk meraih kesuksesan daripada orang yang hanya memiliki IQ tinggi". kenapa demikian? karena orang yang sudah pandai dan mampu dalam mengendalikan emosi, adalah orang-orang yang secara emotional sudah baik, stabil, dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang menurutnya tidak baik. secara detilnya Kamu bisa baca sendiri di referensi psikologi ya, hehe.
nah, "segitu" aja yang mau saya share Kali ini ke teman-teman, semoga bermafaat buat hidup Kita supaya lebih baik.
*PS:
1. Ini adalah rangkuman penting yang saya terima dari kelas training Asian Games yang di ajarkan langsung oleh para psikolog dan dosen dengan gelar Doktor lulusan luar negeri.
2. Redaksinya tentu tidak 100% sama dengan yang diucapkan oleh para psikolog tersebut, tetapi maknanya adalah sama.
3. Isi penjelasan dan contoh yang tertulis adalah hasil dari improvisasi saya sendiri untuk memudahkan saya dan teman-teman pembaca menerima maksud yang saya sampaikan dari setiap kalimat pertama yang saya tulis.
4. maaf EYD dalam tulisan ini sama sekali tidak baik, karena saya ngetiknya di HP yang Auto text-nya saya nonaktifkan.
Komentar
Posting Komentar