Assalamualaikum..
Mungkin banyak di antara teman-teman yang pernah mendengar dari orang lain tentang statement seperti "Instagram tempat pamer", "norak lo apa-apa update di Instagram", "sebelum makan bukannya berdoa malah difoto buat masukin ke Instagram", "Instagram tempat orang riya"(?????)
hm, Kamu sependapat dengan kalimat tersebut? kalo iya, coba ceritakan pengalaman apa yang membuatmu berpikir demikian?
Saya memiliki pendapat dan pandangan lain dari sosok media sosial seperti Instagram/Facebook/Twitter/path, dll.
Sejujurnya, saya pribadi adalah orang yang suka bereksperimen dalam hal apapun, untuk saat ini ketertarikan saya tertuju pada resep masakan, destinasi tempat wisata, make up, dan produk skincare. Saya memiliki blog yang exclusive membahas tentang produk skincare, kalau kalian penasaran bisa cek di My Facial Treatment experiences htpp://inneshaqien.blogspot.co.id . Selain itu, saya juga punya blog yang exclusive membahas tentang review Teori Hubungan Internasional, which is ini adalah rangkuman bacaan saya yang sudah di review oleh dosen Teori Hubungan Internasional semasa saya kuliah semester 3-4 bisa dilihat di http://nesfaqien.blogspot.co.id . Kemudian di blog http://nesfahaqien.blogspot.co.id ini berisi tentang pendapat/opini/curahan hati saya, maka taglinenya adalah Daily Feels.
Dari ketiga jenis blog yang saya miliki tersebut, kemudian saya berpikir bahwa "oh, gue ternyata senang mengemukakan pendapat lewat tulisan nih", "oh, gue bisa jadi creative content writer nih ternyata (tergantung dari interestnya kemana)", atau "oh, ternyata orang lain yang membaca tulisan gue mengapresiasi nih, gue jadi semangat buat nulis", boleh dong yaa saya berpikir demikian?
Lantas bagaimana caranya saya dapat meningkatkan traffic pembaca agar orang-orang aware dan tau bahwa saya menulis topic A, B, C, dan D? nah, disinilah saya pergunakan yang namanya media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, bahkan line, untuk memberikan "pengumuman" bahwa saya menulis topic A, B, C, dan D. Gimana maksudnya? gampanglah, tinggal share link ke-tiga akun media sosial saya, kemudian posting/upload, selesai.
Saya harap, sampai di sini belum ada yang berpikir bahwa proses yang saya lakukan ini adalah bentuk "pamer". I Kno you are smart people.
Lanjuuutt~
Kemudian, kalau kalian memiliki akun Instagram, pasti kalian sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Instastory/igstory/Instagram story. Disana setiap pengguna Instagram memiliki kesempatan untuk memposting apapun tentang kehidupan mereka, termasuk saya. Terdapat fitur yang mampu menceritakan dimana lokasinya, pukul berapa postingan tersebut di muat, emoticon, effect, boomerang, dan masih banyak lagi. Salahkah kita sebagai pengguna memanfaatkan fitur yang ada? oh jelas, itu amat sangat wajar. Wong Instagram sengaja membuat fitur tersebut guna memanjakan para penggunanya untuk semakin sering mengakses Instagram ko, ini namanya strategi bisnis, but saya gak akan bahas itu sekarang😊
Lanjuuutt~
Terus kenapa sampe ada yang bilang bahwa Instagram itu tempat pamer?
begini..
Menurut saya, sangat sah dan wajar saja bagi siapapun pengguna Instagram untuk memposting disana, baik foto maupun story. Hak siapapun boleh memanfaatkannya. Ada yang sampe benar-benar mengatur feeds/album foto Instagram sedemikian rupa sampai ada yang bilang, foto-fotonya "instagram-able". Ada pula yang puas dengan postingan kegiatan sehari-harinya seperti memposting foto pemandangan, lokasi hotel yang Indah, Outfit Of The Day (OOTD), foto makanan lucu-lucu, foto momentum seperti wisuda-lamaran-nikahan, foto bersama segala bentuk kesenian, foto di mall di depan landmark brand mahal, foto dokumentasi saat jalan-jalan, bahkan foto selfie/wefie pun juga ada dan masih banyak lagi. Salahkah? Kalau saya bilang sih, nggak salah😊 Wong mereka ngelakuin itu semua gak buat rugi kamu kok yang cuma liatin foto-fotonya aja😝
lanjuut~
Terus kenapa ada yang bilang bahwa Instagram itu tempat pamer?? (masih gak habis pikir)
Begini shaay..
Menurut saya, setiap manusia berhak memilih jalan bahagianya masing-masing. Bila memang dengan cara memposting foto tersebut dapat membuat mereka bahagia, kenapa kita harus menjadi orang tidak bahagia saat melihatnya?
Sifat manusia jika terbesit dalam hati bahwa ada rasa iri saat melihat orang lain bahagia. Ada rasa ingin tidak mau kalah dari orang lain saat melihat mereka lebih unggul (terhadap sesuatu) dari kita. Ada rasa dimana manusia gak percaya diri atau jiper terhadap sesuatu yang dimiliki oleh orang lain tetapi kita tidak memilikinya. Itu semua adalah sifat alam manusia, karena manusia bukan malaikat.
Lantas ada masalah apa yang buat kamu menganggap bahwa Instagram adalah tempat pamer? No no no, itu semua tergantung dari sudut pandangmu. Kalau saya melihat Instagram itu adalah media untuk membangun personal branding seseorang. Dimana seseorang yang melihat akun Instagram orang lain akan melihat bahwa karakter seperti apa sih dia? secara tidak sadar, mau tidak mau, image seseorang akan terbentuk dari setiap hasil postingan yang muncul di Instagram atau media sosial lainnya. Nah, lain ceritanya jika ada yang menganggap bahwa orang yang aktif di media sosial belum tentu komunikatif di dunia nyata. Kalau ini, Kita hanya bisa kenali setelah bertemu/kenal dengan orang tersebut, silakan dikembalikan kepada penilaian anda.
Tapi, Instagram jadi tempat pamer?? ohohoow.. menurut saya tidak. Coba periksa isi hati dan pikiranmu dulu. Kenapa ada yang disebut pamer dan kenapa ada yang tidak? Apakah hati dan pikiranmu sudah bersih dari segala bentuk penyakit hati atau belum?
Monggoo.. Kita sama-sama mengintropeksi diri sendiri, "apa yang salah dengan hati dan pikiran saya?"
Sekian, semoga dapat membantu teman-teman untuk bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi dimata Allah dan manusia lainnya👋
#stopjudging #stopbullying #stopnegativity #bepositive #becreative #besmartpeople
Wassalam..
Komentar
Posting Komentar